Penjualan Ekspor INOV Melonjak 25% Sejak Kuartal Terakhir

Penjualan Ekspor INOV Melonjak 25% Sejak Kuartal Terakhir

PT Inocycle Technology Group Tbk (“INOV:IJ”), perusahaan daur ulang limbah PET terkemuka dan terbesar di Indonesia baru-baru ini mengumumkan hasil keuangannya untuk 9M23. INOV melaporkan penjualan sebesar Rp 464,4 miliar pada 9M23, menunjukkan penurunan sebesar 13,0% YoY namun menunjukkan sedikit pertumbuhan sebesar 2,8% QoQ pada 3Q23. Pertumbuhan signifikan pada 3Q23 terutama didorong oleh peningkatan penjualan ekspor rePSF, yang menyumbang sekitar 73% dari total penjualan.

Laporan keuangan tersebut menyoroti peningkatan signifikan dalam ekspor re-PSF dengan peningkatan sebesar 25% QoQ di 3Q23, hal ini terutama disebabkan oleh permintaan produk re-PSF yang digunakan dalam barang perlengkapan tidur. Permintaan ekspor melemah selama pandemi namun mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan pada tahun 2023.

Secara keseluruhan, kontribusi penjualan ekspor terhadap total penjualan masih relatif kecil namun menunjukkan sedikit peningkatan, yaitu meningkat dari 10% di 9M22 menjadi 12% di 9M23. INOV meraih laba kotor yang kuat sebesar Rp33,1 miliar pada 3Q23, bertumbuh dengan solid sebesar 34,8% QoQ, sehingga membawa total laba kotor pada 9M23 sebesar Rp87,2 miliar.

Pencapaian ini tidak lepas dari peningkatan margin produk re-PSF pada 3Q23 dan penerapan praktik optimalisasi dan efisiensi biaya pada kuartal tersebut. Margin laba kotor meningkat dari 15,6% pada 2Q23 menjadi 20,5% pada 3Q23.

Selain membaiknya permintaan ekspor, pencapaian ini menegaskan fakta bahwa produk daur ulang INOV memenuhi standar kualitas internasional dan menarik permintaan global.

“Momentum fokus global pada ESG dan Kredit Karbon mulai meningkat, Pemerintah, industri, serta konsumen kini lebih sadar dan terdorong berinvestasi pada bisnis yang dapat menghasilkan produk daur ulang berkualitas baik dari pengolahan limbah berteknologi ramah lingkungan,” jelas Direktur INOV, Victor Choi. “Kami memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun dan kami terus meningkatkan bisnis kami, Inocycle Technology Group berada pada posisi yang tepat untuk pertumbuhan di masa depan.”

Ada tantangan infrastruktur yang harus ditaklukkan untuk melaksanakan pengumpulan sampah di negara kepulauan, namun Inocycle berhasil terlibat dalam pengumpulan sampah di lebih dari 9 lokasi di seluruh Indonesia, ditambah lagi dengan dukungan lebih lanjut dari grupnya, hal ini menjadikan Perusahaan tersebut sebagai Perusahaan dengan kapasitas terbesar dalam menyerap dan mendaur ulang limbah PET di Indonesia.

INOV saat ini memiliki kapasitas 40.000 ton per tahun dengan kapasitas daur ulang tersebar di kota-kota kecil hingga menengah di Indonesia. Hal ini sejalan dengan tujuan INOV untuk menciptakan rantai nilai limbah PET di berbagai kota. Hingga September 2023, INOV sendiri telah mengumpulkan lebih dari 21.000 ton sampah.

Selain infrastruktur, Perseroan juga harus menghadapi tantangan lain seperti biaya distribusi, menjaga hubungan dengan agregator, serta tantangan nilai tukar mata uang asing. Meskipun laporan triwulan mereka mencatatkan laba kotor, kinerja keuangan INOV sangat terpengaruh oleh melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap USD. Hal ini disebabkan denominasi USD yang digunakan pada sebagian besar pinjaman Perseroan.

INOV berhasil mencatatkan angka EBITDA yang disesuaikan sebesar Rp 16,3 miliar pada 3Q23, meningkat 87,0% QoQ. Hal ini membuat total angka EBITDA yang disesuaikan pada 9M23 menjadi Rp 37,0 miliar. Perlu dicatat bahwa angka EBITDA yang disesuaikan ini tidak memperhitungkan dampak kerugian selisih kurs, karena Perseroan merasa bahwa kerugian selisih kurs ini tidak secara akurat mencerminkan aktivitas bisnis inti Perseroan.

Selain upaya Perseroan untuk mengurangi leverage pinjaman melalui strategi organik dan anorganik, INOV juga mengantisipasi tingginya potensi rebound penjualan ekspor akan membantu mengimbangi kerugian valuta asing yang timbul akibat pinjaman mereka.

Sekilas mengenai PT Inocycle Technology Group Tbk (“INOV”)

INOV adalah perusahaan Clean-Tech di Indonesia yang berfokus dalam mengolah dan mendaur ulang botol PET dan sampah plastik lainnya menjadi produk daur ulang serat staple buatan/Recycle Polyester Staple Fiber (re-PSF). Saat ini, INOV mengoperasikan tiga pabrik pembuatan produk daur ulang serat staple buatan di Tangerang, Solo, dan Mojokerto dengan pabrik pengolahan sampah botol plastik/washing facility di Solo, Mojokerto, Medan, dan Gowa, Makassar.

Selain itu INOV juga mengoperasikan dua pabrik untuk industri bukan tenunan (non-woven) di Salatiga dan Palembang. Pada tahun 2021, INOV menambah dua pabrik Rebukan tenunan (Non-Woven) serta washing facility di wilayah Makassar, Sulawesi Selatan. Baru-baru ini di Kuartal II-2023, Perseroan mengoperasikan washing facility di Subang, Jawa Barat.

Tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 10 Juli 2019, PT Inocycle Technology Group Tbk (“INOV”) adalah emiten pertama untuk produk daur ulang serat staple buatan yang menghadirkan solusi global untuk masalah lokal, yakni mengubah sampah menjadi sumber daya baru. sumber: pressrelease.kontan.co.id