
23 Jun Incar Kenaikan Penjualan 10%, Ini Strategi yang Disiapkan Inocycle Technology (INOV)
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Meski kinerja di kuartal pertama 2023 belum memuaskan, PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV) berharap laju bisnis perseroan tetap bisa bertumbuh secara tahunan dari realisasi tahun 2022.
Manajemen Inocycle Technology menargetkan angka penjualan INOV selama full year 2023 bisa bertumbuh sekitar 10% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan penjualan tersebut ditopang dari penjualan domestik sebagai kontributor utama serta mulai pulihnya bisnis ekspor perseroan.
“Seperti tahun-tahun sebelumnya INOV sudah memasuki ranah ekspor, tapi selama pandemi ada kelangkaan kontainer yang membuat buyer di luar negeri enggan membayar shipping cost yang tinggi sekali,” ungkap Direktur INOV Kwang Shin Kim, dalam Paparan Publik Virtual, pada Rabu (21/6).
Baca Juga: Inocycle Technology Group (INOV) Siapkan Capex Rp 70 Miliar di Tahun 2023
Sedangkan dari sisi bottom line, pihaknya mengincar pencapaian laba bersih yang lebih tinggi dari tahun lalu.
Proyeksi positif tersebut didukung oleh beberapa katalis positif, seperti penurunan harga raw material dan juga mulai menguatnya kurs rupiah yang dinilai bisa meningkatkan laba bersih perseroan di tahun ini.
Apabila menilik laporan keuangan kuartal I-2023, INOV terpantau membukukan penurunan penjualan 21%, dari semula Rp 185 miliar pada kuartal pertama 2022, menjadi Rp 145 miliar.
Mayoritas porsi penjualan INOV masih berasal dari pasar lokal yang mencapai 94%, sementara 6% sisanya barulah dikontribusi dari pasar ekspor.
Dari sisi bottom line, INOV justru berhasil meraih pertumbuhan hingga 146% menjadi Rp 15 miliar. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, laba bersih INOV tercatat senilai Rp 6,1 miliar.
INOV Chart by TradingView
Sebagai strategi untuk mencapai pertumbuhan bisnis berkelanjutan, Manajemen INOV terus berupaya meng-eksplor setiap peluang pengembangan bisnis yang ada, salah satunya rencana untuk masuk ke food grade resin.
Manajemen INOV belum bisa membeberkan lebih jauh terkait agenda ekspansi tersebut karena masih dalam tahap diskusi dengan salah satu investor. Meski demikian, pihaknya sudah menyiapkan dana investasi khusus untuk mengembangkan fasilitas food grade resin tersebut.
“INOV masih melakukan diskusi untuk eksplor peluang yang masih berhububgan di lingkup sampah plastik, salah satunya food grade resin. Tapi hasilnya tentu gak bisa dinikmati tahun ini,” tandasnya.
EmitenNews.com – Penjualan PT Inocycle Technology Group (INOV), sepanjang 2020 tercatat Rp518,7 miliar. Naik 4,8 persen dari periode sama 2019 di kisaran Rp494,7 miliar. Lompatan penjualan menyusul lonjakan kebutuhan konsumen atas peralatan rumah tangga (homeware) dan produk bukan tenunan (non-woven) di masa pandemi Covid-19. Penjualan produk homeware tercatat naik 99,1 persen, dan produk non-woven tercatat naik 16,2 persen.
Pandemi global menyebabkan harga minyak mentah berada pada titik terendah. Itu menyebabkan persaingan antara harga bijih plastik asli (Virgin PSF) turunan minyak mentah dengan harga Re-PSF. Kondisi itu, berdampak terhadap penurunan margin harga produk Re-PSF perseroan dan terefleksi pada penurunan laba kotor perseroan. ”Selain itu, kerugian selisih kurs turun turut berimbas kepada rugi tahun berjalan, meski kami masih mencatat laba usaha positif,” tutur Victor Choi Direktur Inocycle, di Jakarta, Selasa (1/6).
Sepanjang 2020, Inocycle berupaya terus mendukung ekosistem ekonomi sirkular dalam mewujudkan pengelolaan sampah plastik berkelanjutan menjadi produk bermanfaat. Salah satunya melalui anak usaha yaitu PT Plasticpay Teknologi Daurulang, sebuah gerakan sosial berbasis platform digital dengan aplikasi bernama PlasticPay.
PlasticPay menjaga pasokan sampah botol plastik langsung dari pengguna dengan menempatkan fasilitas pengumpulan sampah botol plastik, yaitu Mini Collection Point (MCP) sekitar area komunitas, dan residence agar masyarakat mengumpulkan sampah botol plastik berbasis digital. Sampah plastik terkumpul melalui MCP Plasticpay akan menghasilkan reward kepada pengelola berupa Plasticpay Point berdasar jumlah botol plastik terkumpul.
Selanjutnya, Plasticpay Point dapat dikonversi menjadi uang elektronik melalui aplikasi Plasticpay. Kemudian, sampah botol plastik tersebut akan diolah Inocycle menjadi Re-PSF. Untuk mengajak lebih banyak masyarakat terlibat dalam pengumpulan sampah botol plastik secara digital, Plasticpay memasang lebih banyak MCP dengan jangkauan wilayah lebih luas.
Memasuki kuartal II-2021, Plasticpay telah menambah jumlah MCP menjadi 276 unit tersebar di Jabodetabek. Melalui upaya itu, diharap semakin banyak masyarakat peduli akan lingkungan terutama permasalahan sampah plastik, sehingga gerakan circular economy dapat terus diterapkan untuk Indonesia lebih hijau.
Selain melalui PlasticPay, Inocycle juga terus memperkuat rantai pasokan sampah botol plastik melalui penambahan pabrik Re- PSF, pabrik Non-Woven, dan pabrik pencucian botol (washing facility) di Sulawesi. Di mana, sebelumnya jaringan produksi Inocycle hanya terbatas di Pulau Jawa dan Sumatra. Itu agar lebih banyak sampah plastik bisa dikumpulkan dan diolah kembali untuk menghasilkan produk daur ulang bermanfaat.
Author: J S